Senin, 22 April 2013

Kaos Si Panda

Pekan ini adalah awal aku ambil cuti melahirkan, sengaja aku ambil jauh hari, ya untuk fokus ke si sulung cantikku, Key alias Sachi alias Sachiko. Usianya 20bulan sekarang. Sehari2 aku hanya bertemu sepulang kerja & sabtu minggu atau libur. Menurut cerita si mba, kalau ada aku, sikap Keiy jauuuh beda. Jadi lebih manja, nempel teruus dan susah beraktivitas seperti hari-hari biasanya. Sulit makan, sulit tidur dan sulit main sendiri. Selama ini sih, aku anggap biasa, lah wong aku juga ga pernah liat perbandingannya di hari biasa, lagipula aku kangen juga, jadi ya ga masalah nempel sama akyuuu…. Hehehe.

Tapi permasalahan dimulai saat2 cuti ini. Di hari kedua, si mba izin pulang kampung selama 3-4hari, jadi ya kami berdua saja dirumah.  Banyak perkembangan Keiy yang aku ngga tau, ternyata daya nalarnya udah sejauh itu, subhanalloh… , mungkin ini hal biasa ya buat anak seusia Keiy atau mungkin terlambat, tapi aku ga peduli, ya kalo dibilang norak banget, karena emang iya, khihihiii…
  1. Keiy mulai bisa merangkai kata, 2 atau tiga kata, atau bahkan satu kalimat tapi ya tetep lucu dengernya, karena patah-patah atau bahasanya masih ikut orang dewasa, plek, padahal ga ngerti artinya, misalnya pake deh, sih, aja.
  2. Nadanya kalo lagi merajuk beda dengan biasanya ( udah pinter ngerayu ni)
  3. Suka tiba-tiba manggil aku dengan gaya maniiiss banget, bun, bubuuun, bubububunnn, sambil senyum trus pegang pipiku & cium seluruh mukaku, so swiiit yah…. Kadang ini dipake kalo lagi ada maunya. Begitu pula ke ayahnya.
  4. Sudah bisa disuruh minta maaf kalau salah, dengan catatan kita mintanya ga sambil marah2, bisa nangis duluan dianya.
  5. Udah mulai banyak keinginan yang aku ga bisa penuhin semua, nego ga berhasil,  trus berakhir dengan tangisan deh
  6. Ingatannya kuat banget (ya iyalah anak2…)
  7. Udah bisa ngitung & nyanyi walau kata terakhir aja ;p
Pagi milik kami berdua ini diawali dengan perang-perang kecil,  tapi sering. Diantaranya, sementara aku menyiapkan makannya, Keiy selalu minta gendong, sampai nangis memelas. Aku yang lagi berperut besar ini ya jadi masalah, atau kalo dipaksakan mungkin bisa, tapi ga bisa sambil nyiapin makannya dunks. Pilihan lainnya kadang ia menarikku untuk ke tempat tidur, ayo..ayo…bobo…. padahal blum mau bobo, cuma alasan untuk deketan terus, atau bosen main sendiri. Aku kasihtau pelan2, tapi tangisan melasnya semakin panjang, huwaaa….

Dilanjut dengan terus2an meminta barang ini, barang itu, minta liat aku kalo nyuci piring (gendong) lompat sana sini, pipis, cuci tangan dan sebagainya yang memaksa aku harus berdiri-jongkok-duduk dan seperti itu berulang-ulang, teler juga inih… fuuiihhh…

Perang selanjutnya, Keiy ga mau makan, cuma mau ngemil, padahal menurut si mba, maemnya sekarang udah banyak, bisa semangkuk penuh, tapi ini kok sesendok aja udah dilepeh, hiks… emosi lah aku… ditunggu sampe laper dan minta, tapi kok ga minta2, yang ada minta cemilaaaan terus, oowhh. *tepok jidat. Dihari ketiga aku baru nemu triknya, diajak ke tetangga sebelah, Om Berry & Tante Ayu yang punya bayi dan numpang makan disana, maulah Keiy ngunyah dan habis… walau harus tiga kali sehari main kerumah si dedek bayi ini…

Episode selanjutnya, ga mau tidur, sudah jam tidur siang (biasa tidur siang 2x) minta naik ke kasur, setel lagu anak2, dikelonin dan mpok mpok, nyusu, dan berbagai cara lainnya, tapi ga tidur2, Cuma guling sana guling sini, ngelompatin emaknya ini bolak balik, ngoceh apa aja, nyanyi, akhirnya emaknya yang ketiduran…  huwaaa…. Padahal menurut cerita si mba juga, Keiy kalo ngantuk, bilang bobo, minta susu, trus kekasur sendiri dan bobo sendiri pula, sesekali di mpok-mpok kalo gelisah. Uhh… ini kenapa lagi yaaa….

Pas ngalamin yang rempong banget, semua capek dan keselku terakumulasi, sholat ga boleh, pipis & mandi apalagi, sambil nangis meraung-raung, udah numpahin sesuatu apa dengan sengaja, rumah berantakan, bolak balik buka kulkas dan minta segala isinya, perutku sakit  dan akhirnya kejadian terakhir Keiy numpahin air madu yang dibawa-bawa, aku minta jangan jalan biar ga kepeleset tapi tetep aja ni bocah mau jalan, aku cuma bisa nangis sesenggukan, sambil berucap berulang-ulang dalam hati "jangan sampe mbentak", Keiy bengong ngeliat aku nangis sambil meluk, nyentuh pipiku…dan… minta gendong…. Gubraks.

Jadi ya biasanya di sore hari aku udah tepar banget, makan ga teratur, perut kenceng, ini anak kecil, tapi sudah buat heboh, Ayah, bun pingin ke salon rasanya… #eh

Disini sangat kepikiran, gimana kalo udah lebih besar lagi ya, tambah banyak lagi keinginannya, beragam lagi tingkahnya, tambah bikin kesel lagi. Ini belum apa2, tapi apa2 itu kan berawal dari bukan apa2 ya? Memang sih mungkin ga akan sedramatis ini kalau aku ga lagi hamil besar, Tapi kemana itu teori parenting, nasehat para ibu2 senior, cerita2 orang, kok ga membekas ya, memang mesti balik lagi ke personnya, jadi ibu ga bisa teorinya dipukul rata, karena anak adalah pribadi yang unik, kita yang harus tau celahnya… *ngomong apa sih ni gue*

Satu cerita yang pingin aku share…

Waktu ke mall, suami memilihkan aku kaos rumahan, warnanya salem bergambar panda, sampai dirumah, dicobakan ke Keiy, ketawa2 kami melihatnya pake baju kebesaran sampai menyeret lantai, Keiy pun tertawa sambil jalan2 dan ngaca. Setelah puas, dicopot, trus baju dicuci.

Di salah satu hari milik kami berdua itu, kebetulan hari perdana aku memakai kaos panda. Pagi sebangun dari tidur, Keiy sudah sibuk minta pake kaos si panda, aku bilang santai, “kalau bun buka, trus bun pake apa dong nak?”  Key tetap merajuk minta kaos itu dipakainya lagi. Aku sih ga keberatan sama sekali, kaos ku ganti dan pakaikan.

Seperti waktu pertama, ia tertawa2 sambil bilang ucu..ucu… ada… (lucu.. lucu..panda), jalan kesana kemari karena senang kaosnya menyeret ke lantai.  kaos itu dipakainya sambil ngemil, nonton lagu anak2, sarapan dan baru mau dilepas setelah mandi.


Sampai siang, drama-drama kecil tetap ada, tapi masih dalam kendali. Saat itu aku mau merendam cucian dikamar mandi, Keiy minta ikut, diambilnya dingklik kecil seperti yang aku gunakan, saat mengambilnya ia menumpahkan ketel air, sabar…sabar… bukan masalah airnya, tapi kain lap ga ada yg kering, air melebar ke mana2, aku takut Keiy kepleset aja. Dingklik plastik kecil berhasil diambil dan dibawanya ke kamar mandi,, ia duduk  sebelahku, dingklik bulat itu ada pecahan di tengahnya, bokong Keiy pernah kejepit, kali ini ingin kukasih alas duduk diatasnya, ia ga mau, uhh… ini kalo kejepit kan lumayan, dibujuk sedemikian rupa juga ga mau, ya sudahlah, aku pasrah. Semoga ga kejepit.

Selagi aku merendam cucian, ia duduk anteng sambil berucap macam2, mungkin menyanyi, pas ku tengok, ia pipis di dingklik itu, karena bentuknya yg bolong ditengah mungkin dipikirnya ini mirip kloset…. Masya Alloh,… aku beritau kalo tidak boleh pipis disini,,  anak pinter tidak pipis sembarangan, pipis harus bilang, nanti bun angkat ke kloset, oke… ia bertingkah cuek.. aku coba terapkan hukuman. Setelah kubersihkan dan pakai celana baru, kuulang lagi untuk tidak pipis sembarangan lagi, kubilang, Keiy diluar dulu ya, bun hukum karena pipis sembarangan,  lalu aku masuk ke kamar mandi dan tutup pintunya, ia yang berada di luar kamar mandi sendirian.

Ia menangis, memelas, "buun..buuuunnn…bukaa.." teriakannya makin kenceng, histeris.. lalu lama2 hilang, aku bingung, kubuka pintu, ternyata ia datang dari kamar sebelah dan muncul di depan pintu kamar mandi, nangis memelas sambil bawa kaos panda minta kupeluk sambil menyerahkan kaos panda itu kepadaku …

Mungkin dia pikir aku bisa luluh kalau kaos panda yang dipakainya itu dia kembalikan padaku, Keiy mencoba menghilangkan marahku dengan memberi kaos panda itu, mungkin kalau bisa lancar bicara dia akan bilang “ bun jangan marah ya, bun jangan tinggalin Keiy sendirian, ini Keiy kembalikan kaos bun, Keiy tidak pakai lagi kok..”
Aku peluk erat dan minta ia mengucap maaf, tidak mengulangi lagi pipis sembarangan. Akupun minta maaf sambil menangis, ga mengira ia sampai berpikir kesana….

Maafkan salah bundamu ini juga Nak…
*bunbun yang selalu ingin jadi bunda seutuhnya untukmu (baca : ftm)

 (Posted 23 Januari 2013)