Sejak aku mulai ambil cuti melahirkan (Pertengahan Januari 2013) kami sudah mulai pindah ke rumah baru di daerah Cimanggis, Depok, dengan pertimbangan aku melahirkan disana dan ga terlalu repot pindahan karena Bara masih di dalem peyut. Cuti sengaja diambil diawal (sebulan sebelum HPL), mengingat pengalaman saat melahirkan si Kakak yang maju diawal. Salah satu konsekuensinya adalah kami harus mencari klinik atau rumah sakit yang dekat dengan rumah dan nyaman untuk melahirkan nanti. Baybay deh dokter Yenny..
Sampai minggu ke-39 belum juga ada tanda-tanda. Kami khawatir lah ya... apalagi beban perutku udah makin berat. Waktu itu kami periksa ke RS Hermina Grand Wisata. Dokter bilang memang belum ada pembukaan, tapi bayi sudah siap di posisi dan air ketuban mulai sedikit keruh, bila belum ada tanda juga, pekan depan kami harus periksa ke dokter lagi.
Pekan ke-40, tanggal 13 Februari, aku minta ikut si Ayah ke cengkareng, pingin liat rumah lama, sekalian mau kontrol ke dr. Yenny lagi. Ga tau ya, tapi aku punya filing (jiaah.. filing) harus ketemu dr. Yenny lagi. Benar saja, pas ketemu dokter Yenny, diutak utik sedikit, Beliau bilang aku sudah bukaan 2, kemungkinan lahir besok pagi. Kami menanyakan apa masih bisa kalau melahirkan di Cimanggis, Dokter meng-iyakan, masih ada waktu, walau jakarta macet malam ini. Sebelum pergi, kandunganku di cek ctg, untuk memastikan bayi baik-baik saja.
Sepanjang jalan aku hanya merasakan kontraksi sedikit-sedikit, ga sehebat waktu lahiran si Kakak (padahal sih belum aja). Karena belum ada tanda-tanda darurat, kami ke rumah Ibu dulu, menjemput Beliau untuk menjaga si Kakak, sementara aku ke klinik.Horor banget nih perjalanan, macet, harap2 cemas, sambil mangku si Kakak pula. Oiya, diperjalanan aku sempatkan live report ke beberapa sahabat, hayaah.. Liana : njawab chat, laporan dan minta doa, mba Sri : laporan dan minta doa, Ena: Laporan,minta doa & diskusi nama.
Setelah menjemput Ibu, kami langsung menuju rumah Cimanggis, yang sebelumnya mampir ke klinik dulu. Sekitar jam 23.00 waktu itu. Bidan yang memeriksa mengatakan aku masih bukaan 3, diminta pulang dulu, karena perkiraan masih besok pagi.
Kami pulang kerumah dan persiapan, apa saja yang dibawa nanti, tas perlengkapan bayi dan perlengkapan aku yang memang sudah siap, kamera, madu, coklat, roti, dan bantal. Selanjutnya aku tidur seperti biasa. Sekitar jam 3 pagi perutku mulai terasa mulas dan keluar lendir darah, sepertinya sudah mulai mendekati waktunya. Suamiku mulai persiapan berangkat. Cium si Kakak, pamit Ibu dan minta restu, berangkatlah kami ke klinik tadi sekitar jam 3.30.
Sekitar15 menit kami sampai di klinik. Bidan mengecek, bukaanku masih 5, aku masih diizinkan jalan, duduk atau apa saja untuk membuat posisi lebih nyaman.Kontraksi mulai terasa kontinyu, tapi aku masih sempat ketiduran juga setelah subuh, hahahaha.
Menjelang jam 6 kontraksi hebat dan dekat mulai terjadi. Masya Alloh rasanya... Bidan terus memberikan dukungan dan kalimat-kalimat positif untuk kami. si Ayah menemani aku di samping tempat ridur, kami berjuang bertiga saja. Aku sempat kaget, karena Ibu Bidan Nani ini hanya sendiri mendampingi persalinan dan memang terbiasa begitu. Beda dengan persalinan Kakak, dimana aku ditangani 4 orang, mungkin 5, atau lebih, karena setiap orang punya tugas yang berbeda-beda, jadi kadang datang terus pergi lagi.
Aku diperbolehkan ambil posisi apapun dan berteriak oleh bidan. Sebenarnya ga dibolehkan pun aku tetap berteriak. Si Ayah tetap tenang di samping tempat tidur, kadang memegang, kadang menyuapi aku madu, kadang membantu merubah posisi aku, dan yang paling sering adalah menerima segala keluhanku. Aku hampir putus asa. Rasa sakit yang luar biasa sempat membuat aku mengeluarkan kata-kata "ga sanggup lagi". Tapi si Ayah dan Ibu Bidan tetap menyemangati.Akhirnya jam 6.45 Bara lahir, setelah di bersihkan oleh bu bidan dan digunting tali pusatnya oleh si Ayah, Bara langsung di letakkan di atas perutku untuk menjalani IMD, alhamdulillah lancar... Jagoan kami telah lahir, El Faris Kembara Adigie dengan berat 3,6kg.
Intermezzzo :
Beberapa fakta saat proses kelahiran Bara:
1. Sewaktu mau berangkat ke klinik untuk melahirkan, si Ayah mau membawa mukena, untuk aku sholat nanti :D
2. Waktu kontraksi di ruang bersalin, sempet ambil video aku, weiits, sebelumnya pake jilbab dulu (sempet gituu..)
3. Air ketuban pecah sesaat menjelang Bara lahir (selisih beberapa detik aja) dan aku ga terasa.
4. Aku sempat marah ke si Ayah, karena ga mau memegangi lututku maktu aku mau mengejan
5. Selama di kamar bersalin, baik saat aku mengalami kontraksi maupun pasca melahirkan (saat dijahit), bu Bidan banyak menerangkan ilmu pada si Ayah. Aku jadi semacam objek pelajaran gitu. Jadi kebayang yah gimana tenangnya si Ibu Bidan yang masih sempet ngasih ilmu, disaat aku teriak-teriak kesakitan kontraksi dan kesakitan dijahit.
waaah aku ngebayanginnya entar gimana yaa kalau melahirkan ,, sakit ya bun -_-
BalasHapus